Open Government Partnership (OGP) Local Banggai
Open Government Partnership (OGP) Local merupakan sebuah upaya untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat sipil dalam mewujudkan pemerintahan yang transparan, partisipatif, dan akuntabel. Inisiatif pembentukan OGP Local didasarkan pada penelitian (OGP, 2018) bahwa pemerintah daerah mempunyai peran yang besar dalam mendorong implementasi open government, karena pemerintah daerah dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. Namun, kendala yang sering dihadapi oleh pemerintah daerah adalah keterbatasan sumber daya. Sehingga, diperlukan sebuah program untuk melibatkan dan mendukung pemerintah daerah dalam keanggotaan OGP.
Dua tujuan utama OGP Local meliputi:
• Menumbuhkembangkan nilai open government untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersifat masyarakat-sentris dan meningkatkan pelayanan publik.
• Menguatkan koordinasi dan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong penerapan nilai open government.
Dalam pemilihan OGP Local di tahun 2020, lebih dari 110 pemerintah daerah di seluruh dunia mendaftar. Namun, hanya 56 pemerintah daerah yang terpilih dalam OGP Local tahun 2020. Beberapa kota di dunia yang terpilih lainnya adalah Los Angeles di Amerika Serikat, Cataluna di Spanyol, Palermo di Italia dan sebagainya. Dalam pemilihan ini, Indonesia dan Meksiko merupakan dua negara dengan jumlah pemerintah daerah terbanyak yang lolos.
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai yang terpilih sebagai bagian dari OGP Local telah mengumpulkan empat Rencana Aksi Daerah yang telah dikembangkan dari program unggulan yang ada. Empat rencana aksi tersbut adalah:
1. Aplikasi Online untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal Ibu Hamil
2. Pengelolaan Sampah Partisipatif Berbasis Masyarakat
3. Banggai Satu Data
4. Pemanfaatan Halaman Secara Partisipatif dan Inklusif Melalui Sistem Pertanian Terpadu
Kabupaten Banggai memiliki fokus dalam penurunan stunting yang diimplementasikan dalam berbagai program di tingkat desa, misalnya: (1) Penetapan regulasi untuk penganggaran stunting (2) Rembuk Stunting tingkat Desa dan Kecamatan (3) Pembentukan Kader Pembangunan Manusia (4) Pengembangan Inovasi Desa terkait Stunting. Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan terkait, Kampanye Cegah Stunting juga dilakukan secara terstruktur, massif dan sistematis di seluruh wilayah Kabupaten Banggai. Kampanye Cegah Stunting dilakukan dalam bentuk sosialisasi, kegiatan interaktif, brosur, dan leaflet. Namun, satu cara yang paling efektif adalah membranding mobil jabatan milik Bupati, Wakil Bupati, dan kendaraan dinas Camat serta Kepala BUMN/BUMD terkait upaya Pencegahan Stunting. Program ini telah dikembangkan menjadi RAD yang tujuannya untuk membuat aplikasi agar Standar Pelayanan Minimal ibu hamil dapat tercapai.
Untuk mendukung upaya Aksi Pencegahan Stunting, Kabupaten Banggai juga telah bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan non-pemerintah. Kabupaten Banggai bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin Makassar untuk membuat inovasi pelayanan posyandu prakonsepsi yang berasal dari hasil penelitian bersama terkait penyelematan 1000 Hari Pertama Kehidupan bayi. Posyandu Prakonsepsi yang sudah dilaksanakan sejak bulan Maret tahun 2015 ini dimaksudkan untuk meningkatkan status gizi Ibu/Calon Ibu sebelum terjadinya konsepsi dan mengidentifikasi resiko dini dari kondisi dan prilaku kesehatan ibu. Selanjutnya, Kabupaten Banggai bekerja sama untuk mendampingi satu komunitas adat terpencil dengan PD Aisiyah Muhammadiyah sebagai gerakan perempuan di bawah salah satu organisasi masyarakat sipil terbesar di Indonesia.
Program kedua dari Kabupaten Banggai adalah Inovasi Gerakan Moral untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi masyarakat agar terlibat langsung menjaga kondisi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat sehingga mudah diterima dan diterapkan. Inovasi ini mendapatkan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Selain itu, inovasi ini dilanjutkan dengan adanya bahan ajar muatan lokal dan kurikulum sekolah yang memastikan adanya keberlanjutan praktik baik. Alhasil, terbentuk kesadaran untuk melaksanakan Jumat Bersih dalam menjaga lingkungan dan tersedianya 38 Bank Sampah di berbagai area seperti sekolah serta lingkungan publik. Selain itu, dari aspek linkungan, saat ini ada 13 taman yang sudah dibangun sehingga daerah menjadi lebih sejuk dan asri.
Rincian penjelasan RAD Kabupaten Banggai selengkapnya dapat dicek melalui: https://www.opengovpartnership.org/members/banggai-indonesia/